Taman
Nasional Wakatobi terletak di Sulawesi Tenggara memiliki potensi sumberdaya
alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama
bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi
dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan
terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam
mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan
berkarang. Taman Nasional Wakatobi yang memiliki potensi sumberdaya alam laut
yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut
yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai
datar sampai melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang
bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044
meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang. Taman
nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai
dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13
famili diantaranyaAcropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla,
Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta,
Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea
frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia
spp Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko (Resort Binongko) dan Resort
Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi terutama untuk kegiatan
menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya. Serta
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurus masalah pendidikan dan
kebudayaan, UNESCO, menetapkan kawasan Taman Nasional (TN) Laut Wakatobi,
Sulawesi Tenggara (Sultra), sebagai salah satu kawasan cagar biosfer dunia yang
ada di Indonesia, tanpa syarat.
Beberapa
tahun belakangan ini Wakatobi menjadi daerah tujuan wisata yang popular bagi
wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini disebabkan karena keindahan
pantai Wakatobi yang memiliki air yang biru serta pasir putih ditambah dengan
keindahan biota laut didalamnya sehingga dijuluki sebagai surga bawah laut bagi
para wisatawan yang berkunjung kesana. Keindahan pantai wakatobi merupakan
modal untuk menarik banyak wisatawan. Dan itu terbukti dari data yang dimiliki
pemerintah kabupaten Wakatobi terkait jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Wakatobi tahun 2010 yaitu sejumlah 3.000 orang dan di tahun 2011 meningkat
sebesar 100% menjadi 6.000 orang. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah
kunjungan wisata. Jika sebelumnya hanya tercatat sekitar 10.000 kali di tahun
2010, namun di tahun 2011 ini jumlah kunjungan wisata tercatat lebih kurang 15.000
kali. Artinya, satu wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi rata-rata antara dua
dan tiga kali kunjungan.oleh karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi,
Sulawesi Tenggara (Sultra), menargetkan kunjungan wisatawan ke daerahnya akan
mencapai 12 ribu orang untuk tahun 2013 mendatang. Target kunjungan ini
didasarkan pada jumlah kunjungan tahun-tahun sebelumnya yang terus menunjukkan
tren peningkatan.
Meningkatnya
jumlah kunjungan wisatawan ke Wakatobi tersebut ikut memberi kontribusi positif
bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi. Tahun 2011, kontribusi sektor
pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi mencapai 25 persen
dan diharapkan di tahun 2012 mencapai 35 persen. Pemerintah Kabupaten Wakatobi
saat ini masih memberi perhatian besar terhadap pengembangan pariwisata dengan mengalokasikan
anggaran melalui APBD pada sektor tersebut sebesar lebih kurang Rp 5 miliar.
Dana sebesar itu akan digunakan membiayai usaha industri ekonomi kreatif
masyarakat, terutama pembinaan keterampilan bagi para perajin agar bisa
menghasilkan kerajinan berkualitas dan bernilai jual tinggi. Dana tersebut juga
untuk membiayai kegiatan promosi pariwisata Wakatobi ke sejumlah negara,
terutama Australia dan negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Australia dan
negara-negara di kawasan Asia Pasifik menjadi sasaran promosi pariwisata
Wakatobi karena wisatawan dari dua kawasan itu belum banyak yang berkunjung ke
Wakatobi. Para wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi saat ini masih didominasi
wisatawan dari negara-negara Eropa, seperti Inggris, Belanda, dan Swiss serta
Amerika.
Pemkab
Wakatobi, Sulawesi Tenggara setiap tahunnya merencanakan program pengembangan
pariwisata dengan memperluas daerah tujuan wisata yang menjadi sektor andalan
karena merupakan penyumbang pendapatan asli daerah Wakatobi. Untuk itu, pengembangan
tujuan pariwisata alam, selain wisata bahari sangat penting. Selain melakukan
penataan dan pengelolaan yang baik di bidang wisata bahari yang selama ini
sudah terkenal, pihaknya mencoba lagi melakukan pemugaran objek-objek wisata
alam yang tersebar di berbagai wilayah Wakatobi.
Objek-objek
wisata alam yang masuk dalam program pengembangan tujuan wisata tahun 2012
antara lain pemandian Kontamale di Kelurahan Wanci, Tee Luo di Desa Liya Togo,
Pulau Kaludupa, Tomia dan Binongko . Objek wisata tersebut jika dikelola secara
baik bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat, serta
para wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi. Jika dilihat dari kondisi daerah
serta letak yang strategis, pulau yang paling menonjol ada di Tomia yakni
pantai Hondue. Di pantai Hondue tersebut, selama ini sangat diminati baik warga
lokal maupun wisatawan asing untuk dijadikan tempat rekreasi. Jadi, perlu
sedikit saja pengembangan sehingga akan terlihat lebih bagus lagi sehingga
dapat dipastikan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung
ke Wakatobi akan semakin meningkat setiap tahunnya, diperkirakan terdapat
12.000 wisatawan di tahun 2012 karena didukung oleh program pemerintah daerah
yang nyata terkait pengembangan daerah wisatanya.
Secara
nyata, kegiatan pariwisata di Wakatobi memberikan manfaat pada penjualan,
keuntungan, lapangan kerja, pendapatan pajak dan penghasilan dalam suatu daerah
di sebuah Negara. Dampak yang paling dirasakan langsung, terjadi di dalam
sub-sektor pariwisata primer yaitu :
Þ Akomodasi
Þ Restoran
Þ Transportasi
Þ Entertainment
Þ Souvenir
Meningkatnya
jumlah wisatawan di Wakatobi menimbulkan dampak ekonomi yaitu berupa efek
langsung (Direct Effects). Yaitu kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di
hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan penjualan di sektor perhotelan.
Tambahan Penjualan yang diterima hotel-hotel dan perubahan pembayaran yang
dilakukan hotel-hotel untuk upah dan gaji karyawan, pajak dan kebutuhan barang
dan jasa merupakan effek langsung (direct effect) dari belanja wisatawan itu. Kegiatan
pariwisata di pulau Wakatobi sedang mengalami kemajuan karena berdasarkan data
yang ada terdapat peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya. Oleh karena itu
manfaat yang didapat antara lain :
Þ Meningkatkan
devisa Negara dari sektor pariwisata.
Þ Meningkatkan
pendapatan daerah setempat (kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara).
Þ Memperkuat
nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing.
Þ Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Þ Turut
mempromosikan pariwisata di Indonesia (mouth to mouth) bagi wisatawan yang
telah berkunjung ke ODTW di Indonesia.
Þ Mendorong
masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke ODTW di negara sendiri dibanding harus
berlibur ke luar negeri.
Oleh
karena itu sebagai generasi muda yang cinta tanah air, sebaiknya bangga
terhadap kekayaan alam yang dimiliki negeri ini terutama pariwisatanya yang
tidak kalah dengan negara lain. Objek wisata di Indonesia sangat banyak dan
indah, untuk itu kita harus mengenali terlebih dahulu dibandingkan orang asing.
Jumlah wisatawan domestik harus lebih banyak dibandingkan wisatawan mancanegara
sehingga akan mencerminkan bahwa kita mencintai keindahan alam dan budaya
negara sendiri yaitu Indonesia.